Hoax Erupsi Gunung Agung
Hoax Erupsi Gunung Agung
Ketika jaman sudah semakin canggih tapi tak diimbangi sikap ingin mencari tahu lebih lanjut, informasi palsu bisa saja ditelan mentah-mentah. Padahal, dampak informasi hoax bisa merugikan banyak pihak lho, KLovers. Selain bikin panik, informasi tersebut bisa-bisa menimbulkan kebencian terhadap pihak tertentu.
Di tengah situasi genting Gunung Agung, masih saja ada orang yang menyebarkan informasi palsu lewat media sosial. Tak sedikit juga orang yang percaya hingga menimbulkan kepanikan massal. Berikut 5 hal yang perlu diluruskan tentang Gunung Agung, menurut Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho:
1. Gunung Agung Meletus Malam Ini
Mendadak santer kabar yang beredar di media sosial WhatsApp pada hari Minggu (24/9):
“Yang di Surabaya dan sekitarnya bisa siapkan masker, karena abu vukanik akan sampai Surabaya dan merujuk letusan tahun 1963 debu sangat tebal bahkan saat siang hari tidak tampak. Tertutup debu vulkanik,” begitu bunyi pesan tersebut. Hal tersebut sontak menimbulkan keresahan di masyarakat, bahkan sampai ada netizen yang mengeluh di jejaring sosial Twitter. Bahkan pihak BMKG pun turut menyayangkan adanya berita tidak bertanggungjawab tersebut. Duh!
Beredarnya sebuah rekaman dimana gunung meletus dan mengeluarkan lava pijar sempat menggegerkan warga. Padahal, video tersebut merupakan letusan Gunung Sinabung pada tahun 2015
Selain video, muncul pula foto yang menampilkan gunung yang sedang mengeluarkan abu. Foto tersebut diambil pada tahun 2015 dan merupakan foto Gunung Soputan.
4. Kesalahan Data Jumlah Pengungsi
Sebuah situs melaporkan bahwa jumlah pengungsi mencapai 15 juta jiwa. Padahal, data penduduk Bali pada tahun 2017 hanya 4,2 juta jiwa. Lho, sisanya dihitung darimana ya?
Leave a Reply