Keren! Bermodal Teleskop, Astronom Temukan Magnet Tersembunyi di Galaksi
JAKARTA – Dengan bantuan lensa kosmik raksasa, para astronom telah mengukur medan magnet galaksi yang jaraknya hampir lima miliar tahun cahaya. Penelitian tersebut memberi mereka petunjuk baru yang penting tentang masalah di perbatasan kosmologi.
Kosmologi merupakan sifat dan asal medan magnet yang memainkan peran penting dalam bagaimana sebuah galaksi berkembang dari waktu ke waktu.
Para ilmuwan bergabung dengan National Science Foundation Karl G. Jansky dan menggunakan teleskop raksasa Very Large Array (VLA) untuk mempelajari galaksi pembentuk bintang, yang terletak tepat di antara quasar dan Bumi yang lebih jauh. Gravitasi galaksi berfungsi sebagai lensa raksasa, membelah citra quasar menjadi dua gambar terpisah seperti yang terlihat dari Bumi.
Namun, yang terpenting adalah gelombang radio yang datang dari quasar ini hampir 8 miliar tahun cahaya jaraknya, dan lebih terpolarisasi.
“Polarisasi ombak yang berasal dari latar belakang quasar, dikombinasikan dengan fakta bahwa gelombang yang menghasilkan dua gambar dan dilipat melintasi berbagai bagian galaksi yang mengganggu, memungkinkan kita mempelajari beberapa fakta penting tentang medan magnet galaksi,” kata Sui Ann. Mao, kepala Minerva Research Group di Institut Max Planck untuk Astronomi Radio di Bonn, Jerman.
Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy ini bahwa medan magnetis dapat mempengaruhi gelombang radio yang melintasinya. Analisis gambar VLA menunjukkan perbedaan yang signifikan antara dua gambar dengan gravitasi pada bagaimana polarisasi gelombang berubah. Para ilmuwan mengatakan bahwa daerah yang berbeda di galaksi intervensi mempengaruhi gelombang secara berbeda.
“Perbedaannya mengatakan bahwa galaksi ini memiliki medan magnet koheren berskala besar, serupa dengan yang kita lihat di galaksi terdekat di alam semesta sekarang. Kesamaan keduanya berada dalam kekuatan medan dan dalam pengaturannya, dengan garis medan magnet berputar dalam turn di sekitar sumbu rotasi galaksi,” ujar Mao.
Karena galaksi ini terlihat seperti lima miliar tahun yang lalu, ketika alam semesta sekitar dua pertiga dari zaman sekarang, penemuan ini memberikan petunjuk penting tentang bagaimana medan magnet galaksi terbentuk dan berkembang seiring berjalannya waktu.
“Hasil penelitian kami mendukung gagasan bahwa medan magnet galaksi dihasilkan oleh efek dinamo yang berputar, mirip dengan proses yang menghasilkan medan magnet Matahari. Namun, ada proses lain yang mungkin menghasilkan medan magnet. Untuk menentukan proses mana yang sedang bekerja, kita harus melangkah lebih jauh ke masa depan, ke galaksi yang jauh lebih jauh dan melakukan pengukuran medan magnet mereka yang serupa,” tambah Mao.
“Pengukuran ini memberikan tes yang pale ketat sampai saat bagaimana dinamo beroperasi di galaksi,” ungkap Ellen Zweibel dari University of Wisconsin, Madison.
Medan magnet memainkan peran penting dalam fisika gas renggang yang menembus ruang antara bintang di galaksi dan dapat memahami bagaimana bidang-bidang itu berasal juga berkembang dari waktu ke waktu dapat memberi para astronom petunjuk penting tentang evolusi galaksi itu sendiri. Demikian dinukil dari Astronomi Now, Kamis (31/8/2017).
Leave a Reply