Mewaspadai sleep apnea
Mewaspadai sleep apnea, Kematian penyanyi Mike Mohade, yang awalnya diduga publik karena murni serangan jantung, belakangan dikabarkan dipicu oleh sleep apnea.
Gangguan pernapasan atau terhentinya napas saat tidur atau disebut sleep apnea, bukanlah sesuatu yang baik. Sleep apnea dapat membuat tidur tidak nyenyak, membuat Anda lelah keesokan harinya, meningkatkan tekanan darah dan risiko gangguan jantung. Pertanyaannya, seberapa berbahayakah sleep apnea?
Sleep apnea, terutama yang tidak segera diatasi secara medis, bisa sangat membahayakan kehidupan. Ada sebuah penelitian di Spanyol yang melibatkan hampir 1.500 relawan yang mendengkur ketika tidur. Para peneliti menemukan, ada kemajuan yang positif dari para pendengkur yang melakukan pemeriksaan rutin tahunan dan menjalankan terapi yang disebut continuous positive airway pressure. Terapi ini melibatkan pemberian oksigen melalui masker wajah. Dalam penelitian ini, banyak juga pria yang tidak bersedia mengikuti terapi.
Setelah 10 tahun, para peneliti menghitung berapa banyak para relawan yang menderita serangan jantung atau stroke, dengan menjalani prosedur memotong atau membuka arteri jantung yang tersumbat, atau meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Ternyata, ada sekitar satu dari tujuh pria (14 persen) yang masuk ke dalam kondisi gangguan jantung atau stroke.
Sleep apnea dan gangguan jantung
Gangguan kardiovaskular tiga kali lebih mungkin terjadi pada pria dengan sleep apnea yang tidak diobati sehingga menjadi lebih parah dibandingkan pria dengan sleep apnea yang diterapi secara medis. Bahkan, tingkat gangguan jantung pada penderita sleep apnea yang menjalani terapi, hampir sama dengan pendengkur yang bisa tetap bernapas dengan baik dan dengan para bukan pendengkur, demikian menurut studi Lancet 19 Maret 2005.
Sebuah studi dari Mayo Clinic menunjukkan bahwa orang dengan sleep apnea lebih mungkin meninggal mendadak karena gangguan denyut jantung ketika tidur. Pada populasi umum, kematian mendadak sering terjadi beberapa jam setelah bangun tidur.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, jika Anda menderita sleep apnea, segeralah berkonsultasi ke dokter. Pasalnya, sleep apnea yang tidak segera diatasi bisa menyebabkan kematian mendadak. Sebaliknya, bila segera diterapi, angka risiko kematian akan turun menjadi sama dengan para pendengkur yang tetap bisa bernapas dengan baik ketika terlelap atau bahkan sama dengan mereka yang tidak mengalami masalah dengan pernapasan.
Masih jelas dalam ingatan saya bagaimana Ibu Susi Pudjiastuti, dalam wawancara di Kick Andy Metro TV menceritakan bagaimana beliau kehilangan putranya akibat sleep apnea. Belum lama berselang, saya dikejutkan dengan wafatnya Mike Mohede saat tidur siang. Seorang penyanyi muda yang saya kagumi.
Walau tak diketahui secara pasti, orang banyak menebak serangan jantung sebagai penyebab. Serangan jantung memang yang paling sering sebabkan kematian mendadak. Tapi, apa yang bisa sebabkan serangan jantung saat tidur? Seperti yang terjadi pada putra Bu Susi, Sleep Apnea.
Sleep Apnea – Mendengkur
Sleep Apnea, yang artinya henti nafas saat tidur, masih sangat diremehkan di Indonesia. Padahal penelitian Indonesian Society of Sleep Medicine mendapati angka yang tidak kecil. Di Jakarta saja penderitanya ada 20 persen. Tak berbeda jauh dengan data negara-negara Asia seperti Singapura, Malaysia, Taiwan dan Jepang.
Mungkin masih diabaikan karena gejalanya yang sangat biasa, mendengkur. Dua gejala utama sleep apnea adalah ngorok dan kantuk berlebihan di siang hari (hipersomnia).
Pada saat tidur, saluran nafas rileks dan lemas hingga menyempit. Akibatnya, walau ada gerakan nafas, tak ada udara yang bisa lewat. Seperti tercekik saat tidur pendengkur akan terbangun sejenak dan lalu tidur kembali.
Bayangkan jika seseorang terbangun singkat ratusan kali sepanjang malam tanpa terjaga. Saat bangun ia akan merasa tak segar dan terus mengantuk sepanjang hari. Tak heran jika pendengkur di Inggris Raya dilarang berkendara.
Akibat henti nafas, berulang kali oksigen turun naik, dan efeknya pada jantung tak remeh. Berulang kali denyut jantung menjadi pelan, dan lalu cepat saat tidur. Ya, artikel Laryngoscope di tahun 2013 menyatakan bahwa mendengkur lebih berbahaya bagi jantung dibanding kolesterol tinggi dan kebiasaan merokok.
Perawatan
Pertama, pendengkur harus diperiksakan tidurnya di laboratorium tidur. Pemeriksaan dengan alat bernama polisomnografi ini untuk mendiagnosis apakah dengkuran seseorang itu wajar atau ada henti nafasnya. Derajat dan jenis sleep apnea juga jadi diketahui.
Dari hasil pemeriksaan, baru nanti diketahui apa perawatan yang tepat bagi penderita. Apakah harus lewat pembedahan, penggunaan dental appliances oleh dokter gigi atau dengan gunakan continuous positive airway pressure (CPAP).
Saat ini, berbagai bukti ilmiah terus membuktikan bahaya dengkuran. Sleep apnea telah dikenali sebagai penyebab hipertensi, diabetes, berbagai penyakit jantung, disfungsi ereksi hingga kematian.
Sleep apnea sangat berbahaya dan mudah dikenali. Sayang jika diabaikan begitu saja. Jika ada sahabat atau kerabat tidur ngorok, jangan ditertawakan. Peringatkan untuk segera memeriksakan diri. Anda bisa selamatkan nyawa.
Leave a Reply