nikahsirri
Berakhir sudah aktivitas Aris Wahyudi (49), dalam mengelola situs nikahsirri.com. Ia diringkus pihak kepolisian dari kediamannya Perumahan TNI Angkatan Udara Angkasa Puri, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Minggu (24/9) dini hari.
Penangkapan itu ditengarai kegiatan Aris dalam menjalankan situs nikahsirri.com. Situs itu belakangan menjadi buah bibir masyarakat khususnya netizen dan membuat Menteri Sosial Khofifah Indara Prawansa, geram. Hingga Kemensos meminta bantuan Kementerian Komunikasi dan Informatika, menutup situs yang baru diluncurkan pada Selasa (19/9) lalu itu.
Penutupan dipicu dugaan aktivitas layanan pornografi dalam situs tersebut. Sebab selain nikah siri, situs itu dinilai menawarkan jasa melelang keperawanan wanita.
Aris Wahyudi sendiri berencana menghapus nama situs yang dikelolanya tersebut. Bahkan dia mengaku telah berniat menyewa rumah toko (ruko) di kawasan niaga Grand Galaxy, Kecamatan Bekasi Selatan, sebagai tempat mengelola situs didirikannya itu.
Rencana menyewa ruko tersebut seiring keinginan warga tempat tinggalnya yang menolak aktivitas Aris dalam menjalankan usahanya tersebut. Warga sekitar kediaman Aris tidak sudi lingkungan tempat tinggal mereka dinodai dengan keberadaan pengelola situs lelang perawan.
Namun keinginan menyewa itu masih dalam proses negosiasi harga sewa ruko yang kini berkisar Rp 75 juta hingga Rp 100 juta per unit. Aris juga mengaku telah menghapus alamat rumah kontrakan di Perum TNI AU Angkasa Puri Jatiasih akibat banyaknya tentangan dari warga sekitar.
“Bahkan saya juga akan mengubah nama situs ini menjadi ‘Menikah Pertama’ karena nama yang sekarang memang agar kasar,” kata Aris.
Keinginan Aris menjalankan bisnisnya pun berakhir setelah diringkus anggota dari Polda Metro Jaya akhir pekan kemarin. Pengungkapan itu berdasarkan patroli siber dan hasil penyelidikan Subdit Cybercrime Dit Krimsus Polda Metro Jaya.
Polisi menilai kegiatan Aris dalam situsnya melakukan kegiatan pornografi dan melanggar Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dangan ancaman enam tahun penjara.
Sejumlah barang bukti turut diamankan saat penangkapan Aris. Barang bukti itu mulai dari laptop, 4 buah topi berwarna hitam bertuliskan Partai Ponsel, 2 buah kaos berwarna putih bertuliskan ‘Virgins Wanted’, 1 buah spanduk hitam bertuliskan ‘Deklarasi Partai Ponsel Brutally Honest Political.
“Iya dapat dipastikan tersangka, kan dia yang buat akun itu,” ujar Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Kombes Adi Deriyan saat dihubungi merdeka.com, Minggu (24/9).
Sementara dari penyelidikan semenetara para pengguna diwajibkan membayar uang sebesar Rp 100 ribu. Nantinya, penguna baru dapat menggunakan situs tersebut.
Sejak diluncurkan pertengahan bulan September, kliennya telah mencapai 2.700. Setelah mendaftar mereka akan dibagikan username dan juga password. Saat terbongkar, ratusan orang pun siap nikah siri.
“Setiap klien yang ingin masuk situs, maka harus membayar Rp 100 ribu. Dari pihak situs akan memberikan username dan paswordnya,” ujarnya.
Selain itu, para klien itu terbagi menjadi dua kategori. Yakni di mana ada klien dan juga mitra dari situs tersebut.
“Pelanggan ini ada dua. Klien, orang-orang yang ingin menggunakan aplikasi atau situs. Mitra adalah yang mendaftarkan dirinya untuk siap dijadikan istri sirri, suami sirri, penghulu atau saksi,” ucapnya.
Sementara setiap mitra dihargai dengan sebuah koin. Apabila ada yang cocok untuk menjadi pendamping hidup, harga dari koin tersebut dibagi dua dengan Aris.
“Misalnya si A harga koinnya 200, dibagi 80-20. 80 persen ini buat mitra, 20 persennya buat si AW ini. Bayarnya pakai koin, koin ini beli sama AW. Setiap koinnya dibeli dengan harga Rp 100 ribu,” kata Adi.
Hingga kini pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini. Diduga, pengelola situs nikahsirri.com tak cuma dilakukan Aris seorang.
Sementara istri Aris, Rani, mengaku meminta maaf atas perbuatan suaminya. Rani menyebut suaminya mengidap gangguan kejiwaan semenjak kalah Pilkada Banyumas, Jawa Tengah pada tahun 2008 silam. Semenjak kekalahan itu, kata dia, Aris membuat buku-buku kontroversial.
“Dari semenjak kekalahan Pilkada 2008 di Banyumas, beliau itu mengeluarkan buku ingin bergabung dengan Amerika, keluarkan buku lagi atas nama Komando, sampai terakhir beliau bikin situs ini dan deklarasi mengundang wartawan,” kata Rani kepada wartawan di kediamannya, Senin (25/9).
Aris pernah mencalonkan diri sebagai calon Bupati dalam Pilkada Banyumas 2008. Saat berkampanye, pria kelahiran Cilacap 12 Mei 1968 itu, punya pendekatan sensasional mulai dari berkeliling perkotaan Purwokerto dengan helikopter sampai membuat event Akademi Banyumas Idola (ABI).
Diusung oleh PDIP sebagai pemenang pileg Banyumas 2004, perolehan suara Aris justru jeblok di urutan terakhir dari 4 pasang calon kala itu. Dari data KPU Banyumas yang diperoleh merdeka.com, Aris dalam Pilkada Banyumas 2008 berpasangan dengan Asroru Maula.
Profil dirinya, Aris merupakan lulusan B.Eng university of Essex, Inggris. Saat itu, ia belum menikah dan menulis riwayat pekerjaannya sebagai PNS, peneliti dan konsultan manajemen.
Ketua KPU Banyumas, Unggul Wasriadi mengatakan, saat kampanye Aris tergolong sensasional. Lelaki yang ia ingat tampil perlente itu, pernah berkeliling naik helikopter mengelilingi perkotaan Purwokerto saat berkampanye. Aris juga menggelar ajang pencarian bakat yakni Akademi Banyumas Idola (ABI) saat mulai muncul sebagai bakal calon Bupati Banyumas.
“Saat itu saya masih Panitia Pemilih Kecamatan Purwokerto (PPK). Dia kampanye pakai mobil keliling desa lalu keliling naik helikopter. Memang caranya sensasional,” ujar Unggul saat ditemui merdeka.com, di ruang kerjanya, Senin (25/9).
Unggul juga menjelaskan, Aris diusung oleh partai besar yakni PDIP. PDIP sendiri merupakan partai dengan perolehan kursi terbanyak yakni 16 atau 311.540 suara. Tapi kampanye Aris tak mendokrak popularitasnya. Ia keok dengan pasangan dari PKB yakni Mardjoko dan Achmad Husein.
Aris sendiri mendapat nomor urut 4 dan hanya mendapat suara 96.493 atau 10.92 persen kalah telak dengan Mardjoko yang mendapat suara 321.106 atau 36.34 persen.
“Meski diusung partai besar Aris kalah. Perolehan suaranya paling buncit,” ujar Unggul.
Saat mencalonkan diri, dari data KPU Banyumas, Aris beralamat kantor dan rumah di Jalan Suwatio Nomor 8 Kelurahan Teluk Kecamatan Purwokerto Selatan. Saat merdeka.com, mendatangai alamat tersebut, diketahui Aris hanya mengkontrak pada tahun 2008 saat dia mencalonkan diri.
Saat ini tempat tersebut telah dikontrak Roni, sebagai toko bangunan. Roni membenarkan memang Aris Wahyudi pernah mengkontrak dan meninggalkan sejumlah alat peraga kampanye (APK). Ia juga pernah mendengar cerita bahwa Aris meninggalkan sejumlah persoalan di kontrakan tersebut mulai tidak membayar listrik dan air sampai kaca rumah yang pecah.
“Memang Aris pernah kontrak di sini. Poster kampanyenya masih ada. Dulu saat pertama kali saya kontrak sempat diwanti-wanti agar disipilin bayar air dan listrik karena pengkontrak sebelumnya justru nunggak. Kalau alat-alat kampanye sudah saya buang, hanya sebatas itu yang saya tahu,” tukas Roni.
Leave a Reply